• Jl. Tanjung Duren Raya No.4 - Gedung UKRIDA Blok E Lantai 4, Jakarta Barat, DKI Jakarta, 11470

project-slider-image

Yayasan Badan Pendidikan Kristen (BPK) PENABUR

Yayasan Badan Pendidikan Kristen (BPK) PENABUR merupakan yayasan pendidikan yang didirikan pada 19 Juli 1950 di Bandung, dan berada di bawah naungan Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat.

project-slider-image

Sejarah Yayasan Badan Pendidikan Kristen Penabur (“Yayasan”) tidak dapat dilepaskan dari sejarah Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat (waktu itu masih bernama Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee Djawa Barat - THKTKHKH Djabar) yang sudah ada sejak zaman Belanda.

project-slider-image

Sinode THKTKHKH Djabar menjadi salah satu pihak yang diberikan kepercayaan oleh badan-badan zending Belanda untuk mengurus sebagian badan-badan pendidikan yang ditinggalkan oleh mereka pasca berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia. Kepercayaan ini langsung ditanggapi oleh Sinode THKTKHKH Djabar dalam sidangnya pada 28 Mei 1948 di Bandung dengan membentuk panitia yang bekerja untuk mengambil langkah-langkah penting dalam mendirikan serta membuka sekolah-sekolah Kristen. Panitia tersebut kemudian mendapat dukungan dari Pdt. Pouw Peng Hong, seorang pelopor gerakan berdikari gereja-gereja di Jawa Barat. Melalui dukungan dari Pdt. Pouw Peng Hong, Panitia pembentukan sekolah Kristen melakukan usaha-usahanya terutama dalam menghimpun dana serta dukungan dari para guru demi mewujudkan cita-cita luhur membuka sekolah Kristen di bawah naungan Sinode THKTKHKH Djabar.

project-slider-image

Hingga saat ini, BPK PENABUR sudah melahirkan 164 sekolah yang tersebar di 15 kota yang ada di 4 provinsi (yaitu) Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Lampung.

Info lebih lanjut silahkan kunjungi website https://bpkpenabur.or.id

project-slider-image

Yayasan BPTK Krida Wacana

Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 202/DPT/I/1970 dengan 3 (tiga) Fakultas:

  1. Fakultas Kedokteran Umum
  2. Fakultas Teknik (Jurusan Elektro)
  3. Fakultas Ekonomi (jurusan Ekonomi Perusahaan)
project-slider-image

Berdirinya UKRIDA merupakan prakarsa dari beberapa tokoh Kristen di Jakarta antara lain Prof. Dr. J.L.Ch. Abineno, Uripto Widjaja, Ny. dr. Pouw Houw Tjiang, Ny. J.M. Rumambi, dr. J. Suwarno, D. Sutedja, Swandjaja, Kol. dr. F. Pattiasina, dr. O. E. Engelen, Pdt. C. Suleeman, dan Pdt. Lukito Handoyo. Beliau-beliau tersebut terpanggil mewujudkan kesaksian dan pelayanan di bidang pendidikan tinggi, melalui gagasan mendirikan perguruan tinggi Kristen sebagai dukungan bagi pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia. Gagasan tersebut didukung sepenuhnya oleh Prof. Dr. Siwabessy (Menteri Kesehatan saat itu) dan Pdt. W.J. Rumambi (Menteri Penerangan saat itu), yang ditindaklanjuti dengan mengusulkan kepada Badan Pendidikan Kristen Jawa Barat (BPK Jabar) untuk mempelajarinya. BPK Jabar dengan sukacita menyambut gagasan tersebut, dan meneruskannya kepada Sinode GKI Jabar yang juga menyambut baik, serta mempersiapkan segala sesuatunya.

Melalui sidangnya yang ke-23 pada 15 September 1965, Majelis Sinode GKI Jabar memutuskan untuk mendirikan Universitas Kristen Djaja yang disingkat UKRIDA dan menugaskan BPK Jabar untuk mengelolanya. Tetapi karena situasi politik di tanah air pada saat itu, keputusan sidang Sinode baru terlaksana pada 20 Januari 1967, dan UKRIDA mengawali langkahnya dengan tiga fakultas, yaitu Kedokteran Umum, Teknik (jurusan Elektro), dan Ekonomi (jurusan Ekonomi Perusahaan). Pendirian UKRIDA didasari oleh Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 202/DPT/I/1970.

Tahun 1985 UKRIDA menempati gedung kampus sendiri di Jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Karena ada keharusan pemisahan pengelola pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi, tahun 1991 UKRIDA yang sejak awal pengelolaannya oleh BPK Jabar beralih kepada Yayasan Badan Pendidikan Tinggi Kristen Krida Wacana. Perubahan nama juga dilakukan tanggal 8 Februari 1992, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0106/0/1992, Universitas Kristen Djaja resmi berganti nama menjadi Universitas Kristen Krida Wacana.

UKRIDA terus berjuang mewujudkan mottonya, yaitu LEAD to Impact yang memiliki makna bahwa UKRIDA senantiasa berkomitmen untuk membentuk calon-calon pemimpin masa depan yang memberi dampak dalam mentransformasikan dan membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa.

project-slider-image

Tahun 2019, atas berkat Tuhan, UKRIDA membuka program studi baru yaitu program studi Optometri program Sarjana Terapan (pertama dan satu-satunya di Indonesia) kelas reguler dan alih jenjang. Setelah melalui proses panjang dan dengan berkat penyertaan Tuhan, Rumah Sakit UKRIDA yang lokasinya berdampingan dengan kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, diresmikan pada tanggal 12 Desember 2020. Pada awal pembukaannya, mengingat kondisi tanah air masih dilanda pandemi dan sesuai dengan mottonya "Healing with Care, Caring with Heart", Rumah Sakit UKRIDA dipercaya menjadi rumah sakit rujukan pasien covid-19.

Info lebih lanjut silahkan kunjungi website https://ukrida.ac.id/

project-slider-image

Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha

Sejarah berdirinya Univesitas Kristen Maranatha sesungguhnya merupakan suatu peristiwa yang diliputi oleh berkat rahmat Tuhan. Berdirinya Universitas Kristen Maranatha tidak terlepas dari hasil perjuangan yang panjang dan gigih dari para mahasiswa-mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Immanuel yang berjumlah 130 orang, yang telah menyatakan melepaskan diri dari UKI Immanuel pada hari Sabtu tanggal 4 Juli 1964 malam bertempat di Lyceum Jln. Ir. H Juanda, Bandung. Tindakan tersebut dilakukan karena mereka sangat resah, sebab penyelesaian persoalan intern di UKI Immanuel sudah buntu, dan para tokoh-tokoh Kristen Jawa Barat tidak melihat kemungkinan untuk terlibat memecahkan masalah. Para mahasiswa tersebut menyerahkan hari depan pendidikan mereka kepada intelegensi Kristen dan gereja-gereja di bawah naungan Dewan Gereja Indonesia (DGI).

project-slider-image

Berbagai upaya telah di lakukan oleh para mahasiswa. Seperti menghadap dan melapor kepada Menteri PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan) dan Dr. I Leimena, Wakil Perdana Menteri II, pada waktu itu. Selain itu, Badan Pendidikan Kristen (BPK) – Jabar juga telah berupaya mencari jalan keluar penampung bagi mahasiswa-mahasiswa, dengan menghubungi UKI Jakarta dan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, namun usaha ini tidak berhasil.

Memperhatikan keresahan dan perjuangan para mahasiswa yang sangat gigih, maka Pdt. Gouw Gwan Jang dari GKI dan Pdt. Jakin Elya dari GKP, mendesak para intelegensia Kristen untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan tinggi Kristen baru di Bandung. Namun, Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) cabang baru di Bandung, yang baru didirikan pada tanggal 19 April 1964, pada prinsipnya tidak membantu mahasiswa, karena hal tersebut merupakan “urusan dalam” UKI Immanuel.

project-slider-image

Pada tanggal 29 Desember 1964 pukul 20.00, bertempat di Lycuem, Bandung, diadakan pertemuan para tokoh-tokoh gereja dan masyarakat Kristen, dalam rangka memecahkan kesulitan yang di hadapi oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran yang melepaskan diri dari UKI Immanuel. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari gereja-gereja Kristen, Sinode GKI dan Sinode GKP, DGI, PIKI, Yayasan Pendidikan Kristen, Majelis Daerah Pendidikan Kristen (MDKP), para pendeta, dermawan, dan cendikiawan, orang tua mahasiswa dan para mahasiswa. Pertemuan tersebut mengalami suasana tegang dan jalan buntu karena PIKI berpendapat sangat sulit untuk mendirikan suatu fakultas kedokteran. Menghadapi suasana tegang dan jalan buntu tersebut, maka telah di lakukan doa kembali yang di pimpin oleh seorang pendeta yang hadir.

Seusai doa pertemuan dilanjutkan dengan sambutan yang terakhir, yang disampaikan oleh perwakilan DGI, yang juga mewakili dr. J. Leimena yang berhalangan hadir. Setelah menyampaikan kata-kata pembukaan, pada akhir kata sambutannya beliau berkata: “Kami dan bapak-bapak sekalian mengaku sebagai orang Kristen, dan yang menjadi korban adalah anak-anak kalian yang juga Kristen. Firman Tuhan mengatakan: ‘Ketuklah Pintu Maka akan Kubuka, dan mintalah maka akan Kuberi.’ anak-anak kalian telah berulang kali meminta kepada kami, juga kepada Bapak-bapak terutama dari pihak PIKI untuk dibuatkan wadah bagi mereka. Tegakah kalian melihat mereka terlantar?”.

Pada saat itu kuasa Tuhan bekerja. Secara spontan dr. J.E Siregar, Ketua PIKI cabang Bandung, berdiri dan naik ke mimbar, serta mengatakan: “Kami bersedia untuk mendirikan universitas Kristen di Bandung dan menampung saudara-saudara sekalian. Kami meminta waktu beberapa bulan untuk mengusahakannya”. Tepuk tangan riuh yang berkepanjangan menyambut pernyataan dr. J.E. Siregar. Para tokoh PIKI akhirnya memutuskan untuk mendirikan suatu perguruan tinggi Kristen yang baru di Bandung, yang didukung oleh Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Kristen Pasundan (GKP). Perjuangan yang gigih dari para mahasiswa eks fakultas kedokteran UKI Immanuel akhirnya membuahkan hasil.

Pada hari Senin 14 Juni 1965, dibuatlah akte pendirian Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha oleh notaris Lie Kwee Nio di Bandung. Ketua Yayasan PTK Maranatha dijabat oleh dr. J.E. Siregar, dari GKP. Pada hari Sabtu 11 September 1965 pukul 17.00 bertempat di GKI-Jabar Jl. Kebon Jati 40 (sekarang no. 100) Bandung, diresmikan berdirinya Universitas Kristen Maranatha. Acara peresmian didahulukan oleh doa yang dipimpin oleh Pdt. Jakin Elia, yang dilanjutkan dengan sambutan dari dr. J.E. Siregar selaku ketua Yayasan PTK Maranatha, dr. Hasan Sadikin mewakili UNPAD, Gurbernur Jabar Bapak Mashudi, Pdt. Tan How Siang Sekjen Sinode GKI, dr. Hasin Boesoirie Direktur RSUP Ranca Badak (sekarang RSUP Hasan Sadikin), dan Ir. Go Pok Oen, Ny. J. Leimena, Mawawi MSc, dr. Median Sirait selaku tokoh-tokoh cendekiawan Kristen.

Pada awal didirikan, Universitas Kristen Maranatha hanya memiliki satu fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran, lalu kemudian didirikanlah Fakultas Teknik dengan Program Studi Teknik Sipil dan Fakultas Psikologi serta Fakultas Bahasa dan Budaya dengan Program Studi Sastra Inggris pada tahun-tahun berikutnya. Dan terus menerus berkembang hingga saat ini.

Info lebih lanjut silahkan kunjungi website https://www.maranatha.edu