• Jl. Tanjung Duren Raya No.4 - Gedung UKRIDA Blok E Lantai 4, Jakarta Barat, DKI Jakarta, 11470

Pemandangan Umum dan KUAP Tahun 2021 - 2023

MENJADI TUBUH KRISTUS YANG MEMULIHKAN DI TENGAH TATANAN BARU

Prolog : Dipaksa Memasuki Sebuah Tatanan Baru

"Disruption" menjadi sebuah tema hits tidak hanya dalam keseharian, namun juga dibahas dalam persidangan-persidangan gerejawi kita. Gereja mau tidak mau terkena juga imbas disrupsi yang terjadi di seluruh dunia. Tahun 2020, disrupsi ini ternyata benar-benar kita alami secara nyata melalui pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini menginterupsi tatanan yang sudah tertata dan akhirnya mau tidak mau, suka tidak suka, gereja harus secara kreatif mencari bentuk yang bahkan tidak pernah terbayangkan atau direncanakan sebelumnya. 

Tidak pernah terbayangkan jika orang tidak dapat beribadah di gedung gereja atau di tempat kebaktian seperti biasa. Secara cepat kita harus berpikir solusi apa yang harus diambil, dan akhirnya kita memutuskan untuk menggantikan ibadah onsite dengan ibadah online. Tentu saja ini tidak mudah, mulai dari koneksi yang tidak stabil, bahkan ada mereka yang tinggal di daerah yang sulit atau belum masuk koneksi internet, ragam usia jemaat GKI Sinwil Jabar yang menyebabkan tidak semua familiar dengan digital, berbagai macam hal yang masih terus menjadi tantangan dalam pengadaan kebaktian online ini, termasuk masalah utama bahwa orang sama sekali tidak terbiasa dengan kebaktian online.

Saat akhirnya keadaan memungkinkan kita melakukan ibadah onsite, kita tidak dapat mengadakannya seperti dahulu, kita harus membuat penyesuaian-penyesuaian. Perubahan menjadi sesuatu yang harus kita lakukan dan kita tidak bisa lagi mengelak. Tatanan Baru ini memaksa manusia untuk tidak main-main dengan kesehatan, tidak meremehkan hal-hal yang dianggap sepele, menjaga kebersihan, mencuci tangan, menjaga imunitas tubuh dan hal lain. Gereja pun hanya menyesuaikan diri dengan tatanan baru, ibadah yang tidak dapat terlalu lama, bahkan ibadah atau pertemuan-pertemuan onsite yang biasa digunakan untuk memperat persekutuan sekarang dibatasi. Perkunjungan, pertemuan secara fisik yang memang selama ini menjadi ciri khas sebuah gereja, tidak lagi dapat dilakukan seleluasa biasa. Padahal kita mengetahui kekuatan Tubuh Kristus adalah kelekatan dan kebergantungannya satu dengan yang lain. Dalam kenyataan tatanan baru meninggalkan sebuah pr besar bagaimana tetap menjadi kesatuan di tengah keterbatasan perjumpaan, bagaimana menjadi satu tubuh kristus, saat secara fisik kita harus selalu menjaga jarak. Menjadi sangat untuk tetap menjadi bagian dari Tubuh Kristus, di saat kita satu sama lain tidak dapat mengalami kebersamaan sebagaimana biasanya.

Dari Kolonialisme sampai Pandemi: Tubuh Kristus yang Mewujud dalam GKI Sinwil Jabar

Menarik untuk melihat perjalanan GKI Sinwil Jabar sejak awal berdirinya. Saat kita merenungkan perjalanan GKI Sinwil Jabar maka kita melihat sungguh-sungguh sebuah perkembangan yang luar biasa. Berawal dari perjalanan iman Ang Boen Swie yang memberi diri dibaptis pada tahun 1858 dan menjadi cikal bakal berdirinya GKI Indramayu. Bagaimana akhirnya dari sana muncul GKI Sinwil Jabar yang saat ini kita ketahui dan kita menjadi bagian di dalamnya. Perjalanan GKI Sinwil Jabar sudah dituangkan dalam beberapa buku, yakni:

  1. Benih yang Tumbuh
  2. Sejak Ditemukan Emas Murni
  3. Pewaris-pewaris Emas Murni
  4. Dampak Warisan Kelam

Dalam pemandangan umum ini, kita akan bersama-sama melihat secara garis besar, kiprah GKI Sinwil Jabar dari masa ke masa. Pergantian nama dari  THKTKH (Sinode) Djawa Barat menjadi Geredja Kristen Indonesia Djawa Barat pada tahun 1958, menegaskan sebuah perubahan dari gereja etnis (Tiong Hoa) GKI menjadi gereja multi-etnis (Indonesia). Itu menjadikan GKI satu-satunya gereja yang keluar atau berhenti menjadi Gereja Suku di Indonesia. Pilihan ini menunjukkan bahwa sejak awal GKI Sinwil Jabar memilih untuk tidak eksklusif, tapi inklusif.

GKI Djawa Barat, GKI Djawa Tengah dan GKI Djawa Timoer membentuk Sinode Am GKI pada 27 Maret 1962; Sinode AM GKI menjadi anggota WCC (World Council of Churches - Dewan Gereja-gereja Dunia) dan World Alliance of Reformed Churches - WARC - Aliansi Dunia Gereja-gereja Reformasi (Kini: World Communion of Reformed Churches - WCRC - Persekutuan Gereja-gereja Reformasi Dunia.

Sinode Am GKI pada 1967 di Parapat ikut membentuk EACC (East Asia Christian Conference) yang kemudian menjadi CCA (Christian Conference of Asia - Dewan Gereja-gereja dan Badan-badan Kristen Asia).Pada 26 Agustus 1988, Sinode Am GKI tiba pada tujuannya; ketiga GKI melebur menjadi Sinode Gereja Kristen Indonesia, sekaligus mewujudkan sebagian tujuan PGI (Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia). Diumumkan dan dilaporkan resmi di SRXIIPGI 1994 di Jayapura.

Peristiwa tersebut diungkap sebagai "Penyatuan GKI", yakni ungkapan proses penyatuan yang terus berlangsung (uniting). Penyatuan GKI menurut Eka Darmaputera adalah "ketidaksabaran ekumenis" GKI terhadap lambannya pencapaian tujuan PGI. Proses Penyatuan GKI diteruskan dengan: Menyatukan Tatagereja GKI, Membaharui organisasi GKI, Buku Nyanyian GKI: NKB, Membaharui Liturgi GKI, Menegaskan Pengajaran GKI dan Membaharui Konfesi GKI.

Pemahaman dan penghayatan satu tubuh tersebut diwujudkan dalam sistem organisasi GKI, yaitu sistem Presbyterial – Sinodal :

  • Presbyter (pelayan jemaat) yang ber – sun hodos (bergandengan tangan berjalan bersama)
  • Egaliter, Demokratis dan tidak hirarkis
  • Kolektif – Kolegial

Pilihan untuk menyatu ini juga menunjukkan bagaimana sejak saat itu GKI Sinwil Jabar sudah menyadari akan pentingnya sebuah kolaborasi yang konkret dan komprehensif, yang sekarang nyata dalam wujud GKI.

Dalam perjalanannya, GKI Sinwil Jabar yang awalnya hanya terdiri dari 3 Klasis, yaitu Klasis Bandung, Klasis Jakarta dan Klasis Cirebon, membentuk Klasis Priangan. Klasis Priangan dibentuk dalam rangka mengkluster jemaat-jemaat yang berbahasa Mandarin dan memiliki tugas khusus penginjilan kepada orang-orang Tionghoa yang masih berbahasa Mandarin. Awalnya, semua jemaat di Klasis Priangan ada di setiap klasis. Setelah itu klasis-klasis ini berkembang dan akhirnya saat ini GKI Sinwil Jabar memiliki 8 Klasis, yaitu:

  1. Klasis Jakarta Barat
  2. Klasis Jakarta Timur
  3. Klasis Priangan
  4. Klasis Cirebon
  5. Klasis Jakarta Utara
  6. Klasis Jakarta Selatan
  7. Klasis Bandung
  8. Klasis Banten

Sedangkan dalam wujud Jemaat, GKI Sinwil Jabar terdiri dari:

  1. 100 Jemaat (dengan sejumlah Badan-badan Pelayanannya), yang tersebar mulai dari ujung utara Jawa Barat (Cirebon) dan ujung Selatan Jawa Barat (Banjar) sampai dengan Sumatra, dan yang terujung, yaitu Pulau Batam.
  2. Sebanyak 21 Pos Jemaat
  3. Sebanyak 18 Bakal Jemaat

Badan Pelayanan pertama yang dimiliki oleh GKI Sinwil Jabar, adalah YBPK PENABUR (YPTKM), yang berdiri pada tahun 1950. Latar belakang berdirinya YBPK Penabur adalah karena saat itu orang Tionghoa Kristen kesulitan masuk ke sekolah negeri. Sekolah Swasta yang ada saat itu adalah Pa Hoa. Atas dasar itu maka berdirinya YBPK Penabur. Berikutnya didirikan Univ. Maranatha (yang merupakan kerjasama PENABUR - Badan Pendidikan Kristen GKP) pada 1965. Pada tahun 1967, didirikan YPTK Krida Wacana, sama dengan keprihatinan yang dirasakan saat akhirnya GKI Sinwil Jabar mendirikan PENABUR, maka itulah yang juga dialami saat mendirikan YPTK Krida Wacana. Sulit bagi orang Kristen meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yang saat itu terbatas, adalah milik Pemerintah. Saat ini UKRIDA memiliki 2 buah rumah sakit. Dari sini kita melihat concern yang timbul pertama kali adalah bagaimana GKI Sinwil Jabar terlibat mencerdaskan anggota jemaatnya. Pendidikan dirasakan sebagai hal yang penting dalam perjalanan bersama.

Pada tahun 1968, berdirilah PPK Tabitha. Awal mula PPK Tabitha ini dibentuk oleh Jemaat, yakni: GKI Gunung Sahari sebagai sebuah Badan Pelayanan Klasis. Karena ada keperluan terkait dengan badan hukum, maka badan ini perlu berada di bawah naungan Sinode Wilayah. Untuk operasional diserahkan kepada klasis Jakarta II. GKI Gunsa, sejak awal memiliki banyak anggota diakonia, sehingga butuh pelayanan khusus bagi jemaat-jemaat diakonia tersebut. Berangkat dari kebutuhan dan keadaan ini, maka berdirilah Tabitha. YPWK Hanna pertama kali didirikan tahun 1976, dan panti werdha di Kedaung diresmikan tahun 1980. Panti Werdha ini lahir dari pergumulan yang timbul di GKI Samanhudi, yang saat itu banyak menangani para lansia yang tidak punya keluarga. 

Binawarga, pertama kali didirikan dalam rangka mempersiapkan para pemuda GKI untuk menjadi kader nasional. Dibuatlah tempat pelatihan di Cipayung, dengan Direktur 1, yaitu: Pdt. Andar Ismail. Kemudian beralih ke Pdt. Robby I. Chandra, yang pada saat itu memperkenalkan KPMS dan menjadikan KPMS ini sebagai acuan untuk membuat program pembinaan jemaat.

Yayasan GKI, dibentuk untuk menaungi klinik dan / atau balai pengobatan milik Jemaat-jemaat.

GKI Sinwil Jabar juga mendirikan KSK (Komisi Studi dan Kemahasiswaan), yang berubah menjadi BBSK (Badan Beasiswa Studi dan Kemahasiswaan), hanya menangani: perekrutan dan selama studi. Dalam perjalanannya BBSK berubah menjadi  BBP (Badan Bina Pendeta), yang menangani mulai pengkaderan sampai emeritus). Sekarang BBP berubah menjadi KKSW. Tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia,  berdiri sebagai sebuah respon dari kebutuhan saat itu.  Jika sebelumnya GKI melakukan bantuan tanpa menonjolkan identitas, oleh karena kebutuhan situasi pada waktu itu, Desember 2004 dibutuhkan pendataan di lingkup nasional, maka GKI menamakan kegiatan tanggap bencana dengan nama Tim GKI. Yayasan KAUM merupakan kelanjutan pelayanan bagi anak-anak korban tsunami di Mentawai, yang tidak bisa ditangani oleh Tim GKI yang khusus hanya tanggap darurat. Yayasan ini didirkan dengan melibatkan mitra: Gereja Kristus, Gereja Kristen Setia (GKS), dan lembaga-lembaga pendidikan (BPK PENABUR, Sekolah Kristen Ketapang dan Sekolah Kristen Lemuel). 

Badan Pemberdayaan Perekonomian GKI Sinwil Jabar. Pada awal berdirinya, badan ini lahir darinya adanya kebutuhan badan hukum untuk kegiatan badan pelayanan yang bersifat ekonomi. PENABUR dan UKRIDA membutuhkan badan hukum yang menaungi guru-guru ekspatriat agar PENABUR dan UKRIDA tidak lagi dianggap lembaga nirlaba. Dibentuklah BPP yang akhirnya juga dimanfaatkan untuk pelayanan yang lebih luas. Selisip.com diawali dengan pemikiran untuk membagikan apa yang menjadi perhatian dan gerakan bpmsw ke pada jemaat. Pada awalnya ini berbentuk majalah, lalu berbentu selipan di warta dan saat ini menjadi sebuah media digital.

Badan Pemberdayaan Kaum Muda (YEC) dibentuk karena kita melihat GKI Sinwil Jabar perlu memberikan perhatian khusus pada kaum muda, supaya kaum muda tidak merasa tidak dilibatkan dan diperhatikan namun justru mereka dipercaya untuk juga melakukan sesuatu dalam kesatuan GKI Sinwil Jabar. Pokja Papua merupakan keseriusan GKI Sinwil Jabar untuk ikut berjuang dengan saudara-saudara kita yang mengalami berbagai macam persoalan di Papua. 

Jadi ada 19 Badan Pelayanan di bawah BPMSW. Dari sini kita melihat, bagaimana GKI Sinwil Jabar sebagai Tubuh Kristus selalu bergerak untuk memberi makna dalam keberadaannya. Sejak berganti nama GKI menyiratkan keinginan untuk tidak menjadi eksklusif namun menjadi semakin terbuka dan diwujudkan dalam pergantian nama menjadi GKI. Bagaimana GKI terus berkiprah, mulai dari dunia pendidikan, lalu bergerak masuk mencoba memberikan perhatian bagi mereka yang kesulitan secara sosial dan ekonomi. Dalam perjalanannya, Badan Pelayanan semakin banyak dan dibentuk sebagai respon kontekstual akan keadaan-keadaan dan permasalahan yang dialami baik intern maupun juga tantangan bersama di Indonesia. Melihat bagaimana GKI Sinwil Jabar berkembang menjadi sebesar dengan pelayanan seluas sekarang harusnya semakin menimbulkan perasaan syukur dan bangga menjadi bagian dari GKI Sinwil Jabar. Namun terkadang kita kurang menyadari betapa kita diberkati Tuhan secara luar biasa dan bahwa perjalanan kita sebagai sebuah jemaat adalah sebuah perjalanan panjang yang didalamnya melibatkan peran serta banyak orang yang memiliki kecintaan terhadap GKI Sinwil Jabar.

Pemandangan Umum dan KUAP BPMSW GKI SW Jawa Barat Tahun Pelayanan 2021-2023 secara lengkap dapat diunduh pada link berikut: PEMANDUM dan KUAP final-08112022-DTS.pdf