Pelatihan Fasilitator Pendidikan Politik Bagi Warga Gereja
GKI sinwil Jabar mendapat kepercayaan untuk menjadi host pelatihan fasilitator pendidikan politik bagi warga gereja, yang dilakukan oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di hotel Sahid, Serpong, 15-17 Mei 2023. Pelatihan selama tiga hari dua malam ini didukung oleh United evangelical mission (UEM) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pelatihan ini diikuti oleh 35 (tigapuluh lima) peserta dari berbagai sinode anggota PGI dan perutusan PGIW-PGIW di wilayah Barat Indonesia.
PGI melaksanakan pendidikan politik karena menyadari pentingnya kehidupan politik untuk diterangi dan digarami, sehingga politik, yang arti dasarnya adalah kehidupan bersama di sebuah polis, dapat menghasilkan kehidupan yang adil dan damai sejahtera.
Kegiatan ini diawali dengan ibadah, yang dilayani oleh Majelis Jemaat GKI Gading Serpong, dengan pelayan firman Pendeta Darwin Darmawan. Dalam kotbahnya, Pdt. Darwin menjelaskan bahwa sebagai Mesias, tugas pelayanan Kristus menyentuh secara langsung kehidupan politik sebab Ia memberitakan Injil bagi orang miskin, memberitakan pembebasan bagi tawanan politik dan orang tertindas, menyembuhkan yang sakit (Lukas 4:18-19). Sebagai pengikut Kristus, gereja perlu meneruskan tugas pelayanan tersebut.
Dalam sambutan dan sessinya, wakil sekretaris umum PGI, Pdt. Krisye Gosal menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan amanat dari sidang raya PGI di Sumba dan sidang Majelis Pekerja lengkap PGI di Balikpapan. Bagi gereja-gereja di Indonesia, panggilan politik gereja sudah jelas. Gereja tidak menganggap politik itu kotor dan harus dijauhi. Gereja adalah mitra pemerintah untuk menyejakhterakan rakyat.
Para fasilitator dari PGI, mengajak para peserta melihat peluang untuk mewarnai kehidupan politik dengan nilai-nilai Kristiani. Karena itu, gereja perlu mendorong dan mendukung anggotanya terlibat dalam kehidupan politik. Gereja juga perlu mengkritisi proses politik yang berjalan, termasuk di dalamnya proses pemilu yang akan berlangsung di 2024. Potensi masalah dalam pemilu seperti politik kebencian identitas, politik uang, ujaran dan pelintiran kebencian, perlu diantisipasi agar pemilu bisa berjalan dan mencapai tujuan luhurnya memilih pemerintah dan perwakilan rakyat, yang diberi amanat untuk menyejahterakan bangsa (band.Yer 29:7).
Di akhir acara, rekan-rekan dari gereja-gereja yang ada di klasis Banten melayani kebaktian penutup. Pdt. Andreas Loanka melayani firman dan mengulas hakekat pengikut Kristus sebagai garam dan terang dunia (Matius 5:15-16). Dalam kotbahnya, Pdt. Andreas Loanka meneguhkan para peserta untuk siap diutus mengidupi statusnya sebagai garam dan terang dunia.
Pdt. S. Davidy Jonazh menyampaikan sambutan di acara penutupan. Dalam sambutannya, Pdt. Davidy menyampaikan bahwa GKI Sinwil Jabar , sejak pemilu 2019, sudah secara aktif mendorong jemaat menjadi pemilih yang bertanggung jawab. Melalui Gerakan Kebangsaan Indonesia dan ayonyoblos, GKI Sinwil Jabar membangun nasionalisme jemaat. Karena itu, ketika diminta menjadi host acara PGI ini, GKI Sinwil Jabar menyambutnya dengan positif. Ke depan, GKI Sinwil Jabar akan terbuka untuk berkolaborasi dengan gereja-gereja dalam menghidupi panggilan politik.*DD