Penahbisan Pnt. Albert Marchus Puntodewo
Pada tanggal 5 Februari 2024, ruang aula BPK PENABUR Kota Jababeka dipenuhi dengan sukacita karena terlaksananya kebaktian penahbisan atas diri Pnt. Albert Marchus Puntodewo (Punto) sebagai Pendeta Gereja Kristen Indonesia (GKI) dengan basis pelayanan GKI Cikarang. Kebaktian penahbisan ini dilayani oleh Pdt. Yonathan Wijayanto dengan mengusung tema “Tuntun Aku Tuhan Allah”, yang mengangkat tentang kehidupan seorang pendeta sebagai pemimpin di bawah tuntunan Tuhan.
Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. Yonathan Wijayanto diambil dari Ulangan 31:3-8. Dalam khotbahnya, Pdt. Yonathan Wijayanto menegaskan bahwa menjadi seorang pendeta bukanlah sekadar profesi, melainkan panggilan dari Tuhan sebagai pelayan untuk menuntun dan menggembalakan umat-Nya. Oleh karena itu, sebagai pemimpin spiritual, seorang pendeta dituntun untuk tidak hanya pandai dalam menyampaikan khotbahnya, tetapi juga dalam mempraktekkan dan memelihara apa yang telah mereka sampaikan sebagai teladan bagi umat. Hal ini menjadi tantangan pertama yang dihadapi seorang pendeta. Karena jika mereka gagal dalam menjadi teladan, risikonya adalah kehilangan kepercayaan dari umat.
Saat Pdt. Yonathan Wijayanto bertanya kepada Pdt. Punto apakah ia siap menghadapi tantangan tersebut, jawaban dari Pdt. Punto adalah bahwa berdasarkan pengalaman hidupnya, ia yakin bahwa Tuhan tidak akan tinggal diam dalam perjalanan hidupnya. Seperti tema kebaktian ini, “Tuntun Aku Tuhan Allah”, Tuhan tidak akan meninggalkan kita sendiri, melainkan akan campur tangan dalam kehidupan kita yang penuh lika-liku dan pergumulan.
Di akhir khotbahnya, Pdt. Yonathan Wijayanto mengingatkan kita akan perkataan Musa kepada umat Allah di ujung perjalanan mereka menuju tanah Kanaan. Musa mengatakan kepada umat Allah untuk tidak ragu atau khawatir, karena meskipun Musa tidak lagi bersama-sama dengan mereka, Tuhan sudah mempersiapkan Yosua untuk menjadi pemimpin yang menggantikan Musa. Pdt. Punto mungkin masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman seperti pendeta-pendeta GKI lainnya, tetapi ini tidak boleh menjadi alasan untuk takut atau ragu. Memang, jika kita melihat Pdt. Punto, ia hanyalah seorang manusia yang lemah dan memiliki banyak keterbatasan, tetapi kita harus melihat siapa yang memanggil Pdt. Punto. Tuhanlah yang akan bekerja dan menuntun di balik pelayanan Pdt. Punto.
Sedikit mengenai kehidupan Pdt. Punto. Ia lahir pada tanggal 9 Maret 1997 di Semarang. Ia menempuh pendidikan formal dari SD sampai SMA di kota Tasikmalaya sampai pada tahun 2014 memutuskan untuk mengambil jurusan Teologi di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Tidak hanya fokus pada Pendidikan formal, Pdt. Punto juga aktif dalam kegiatan gerejawi, baik sebagai pengurus komisi remaja di GKI Veteran Tasikmalaya (2012-2014) maupun sebagai guru sekolah minggu di GKJ Condong Catur (2015) dan GKI Adisucipto (2016-2018). Selama pelayanannya dari awal hingga saat ini, Pnt. Punto menghadapi banyak tantangan dan lika-liku kehidupan sampai mempertanyakan keberadaan Tuhan di tengah penderitaannya. Akan tetapi, ketika ia terus melangkah, Tuhan hadir dalam berbagai rupa, mencukupkan apa yang dibutuhkan, menghadirkan teman-teman yang memeluk dan menguatkan.
Seolah mengingatkan kepada saya bahwa ia memang transenden, tapi di saat yang sama juga imanen, hadir dan melibatkan diri dalam setiap pergumulan. Sehingga dalam keterpurukan - sekalipun tertatih - tapi saya kembali dimampukan, untuk terus melangkah di tengah gurun dunia.
- Albert Marchus Puntodewo
Selamat kepada Pdt. Albert Marchus Puntodewo atas penahbisannya sebagai Pendeta GKI. Selamat juga bagi GKI Cikarang atas penambahan pendeta yang melayani di jemaat. Semoga Tuhan Yesus, Sang Kepala Gereja, senantiasa memberkati pelayanannya dan memberikannya tuntunan serta kemampuan untuk memimpin umat-Nya dengan setia dan penuh kasih, sehingga pelayanannya menjadi berkat bagi banyak orang dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Soli Deo Gloria.*NN